Bayangkan rumah Anda sebagai sebuah lukisan Zen, setiap elemennya tertata dengan harmoni, menciptakan ketenangan yang mendalam. Desain interior khas Jepang, jauh dari kesan ramai, justru mengutamakan kesederhanaan dan fungsionalitas. Prinsip-prinsip ilmiah terkait persepsi visual dan psikologi ruang mendukung filosofi ini; ruang yang bersih dan tertata rapi terbukti mengurangi stres dan meningkatkan konsentrasi. Material alami seperti kayu dan bambu, dipilih bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena sifatnya yang menenangkan dan ramah lingkungan, menciptakan ikatan harmonis antara penghuni dan alam.
Rumah bergaya Jepang lebih dari sekadar estetika; ia merupakan manifestasi dari filosofi hidup yang menekankan kesederhanaan, keseimbangan, dan penghormatan terhadap alam. Dari pemilihan material hingga penataan ruang, setiap detail dirancang untuk menciptakan suasana yang menenangkan dan menginspirasi. Konsep seperti
-wabi-sabi* (menghargai keindahan ketidaksempurnaan) dan
-shibui* (kesederhanaan yang elegan) menjadi pedoman utama dalam menciptakan rumah yang bukan hanya indah, tetapi juga nyaman dan bermakna.
Elemen Desain Khas Jepang
Desain interior Jepang, dengan fokus pada kesederhanaan dan keharmonisan dengan alam, menciptakan suasana tenang dan damai yang begitu diidamkan. Prinsip-prinsip minimalisnya, dipadukan dengan penggunaan material alami dan skema warna yang menenangkan, menghasilkan estetika yang unik dan menawan. Penggunaan cahaya alami dan penataan ruang yang cermat juga berperan penting dalam menciptakan nuansa ini.
Filosofi Jepang yang mendalam, seperti wabi-sabi (menghargai keindahan ketidaksempurnaan) dan shibui (menikmati keindahan yang sederhana dan halus), sangat mempengaruhi elemen-elemen desain yang digunakan.
Material Alami dalam Desain Rumah Jepang
Kayu, bambu, dan kertas washi merupakan material alami yang paling umum digunakan dalam desain rumah Jepang. Kayu, dengan tekstur dan warnanya yang hangat, memberikan nuansa alami dan nyaman. Bambu, selain kuat dan fleksibel, juga memberikan kesan ringan dan elegan. Sementara kertas washi, yang terbuat dari serat pohon mulberry, memberikan kesan lembut dan transparan, sering digunakan untuk shoji (pintu geser berpanel kertas) yang memungkinkan cahaya alami masuk secara difus.
Penggunaan material alami ini tidak hanya estetis, tetapi juga memiliki dampak positif bagi kesehatan penghuni. Kayu misalnya, memiliki sifat menyerap kelembaban dan melepaskan ion negatif yang dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa penelitian tentang biophilic design.
Perbandingan Tiga Gaya Desain Rumah Jepang
Gaya | Karakteristik | Material | Warna |
---|---|---|---|
Minimalis Modern | Garis bersih, fungsional, ruang terbuka | Kayu, beton, logam | Netral (putih, abu-abu, hitam) dengan aksen kayu alami |
Tradisional | Detail rumit, penggunaan tatami, shoji | Kayu, bambu, kertas washi | Warna tanah (coklat, krem, hijau tua) |
Kontemporer | Gabungan elemen modern dan tradisional, penggunaan cahaya alami | Kayu, bambu, material modern dengan sentuhan alami | Warna netral dengan aksen warna berani (misalnya, biru indigo, merah marun) |
Skema Warna Estetika Jepang
Skema warna dalam desain interior Jepang seringkali terinspirasi oleh alam. Warna-warna netral seperti putih, krem, dan abu-abu mendominasi, menciptakan latar belakang yang tenang dan menenangkan. Warna-warna tanah seperti coklat dan hijau tua menambahkan sentuhan hangat dan alami. Warna-warna berani seperti biru indigo dan merah marun digunakan sebagai aksen yang memberikan titik fokus tanpa mengganggu ketenangan keseluruhan.
Pemilihan warna ini didasarkan pada prinsip keseimbangan dan harmoni. Warna-warna yang dipilih membantu menciptakan suasana yang menenangkan dan kondusif untuk relaksasi, mengurangi stres, dan meningkatkan fokus. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan pengaruh warna terhadap suasana hati dan produktivitas.
Penerapan Prinsip Wabi-Sabi dalam Ruang Tamu
Prinsip wabi-sabi, yang menghargai keindahan ketidaksempurnaan dan kesederhanaan, dapat diterapkan dalam ruang tamu bergaya Jepang dengan menggunakan furnitur kayu dengan tekstur alami, termasuk goresan dan noda alami. Pot bunga keramik dengan bentuk tidak sempurna atau vas bambu yang sederhana dapat menambah nuansa wabi-sabi. Penggunaan aksesoris minimal dan pencahayaan yang lembut akan melengkapi suasana yang tenang dan damai.
Sebuah meja kopi rendah dari kayu dengan permukaan yang sedikit kasar, dihiasi dengan vas bunga berisi ranting-ranting kering dan beberapa buku kesayangan, dapat menjadi contoh penerapan wabi-sabi. Ketidaksempurnaan material dan kesederhanaan pengaturan justru menambah karakter dan keunikan ruangan.
Tata Letak dan Pembagian Ruang
Rumah bergaya Jepang, meski minimalis, menuntut perencanaan tata ruang yang cermat untuk memaksimalkan fungsi dan estetika. Konsep efisiensi dan harmoni dengan alam menjadi kunci. Penerapan prinsip-prinsip desain Jepang, seperti shibui dan ma, akan menciptakan suasana tenang dan nyaman, bahkan di ruang yang terbatas.
Berikut ini akan dibahas penerapan konsep tersebut dalam penataan rumah berukuran sedang, termasuk ilustrasi penataan ruang makan dan kamar tidur, serta rancangan denah rumah kecil yang mengintegrasikan taman.
Tata Letak Ruang yang Efisien dan Fungsional
Rumah berukuran sedang bergaya Jepang memanfaatkan setiap sudut dengan bijak. Alih-alih ruangan besar yang jarang terpakai, desain ini mengutamakan beberapa ruangan kecil yang multifungsi. Contohnya, ruang tamu dapat juga berfungsi sebagai ruang makan informal, sementara kamar tidur bisa diintegrasikan dengan area kerja kecil. Perabotan multifungsi, seperti meja lipat atau sofa bed, sangat membantu dalam memaksimalkan ruang. Penggunaan partisi geser ( fusuma) juga fleksibel dalam membagi dan menyatukan ruang sesuai kebutuhan.
Penerapan Konsep “Shibui” dalam Penataan Furnitur dan Aksesoris
Shibui, merujuk pada keindahan yang sederhana, tenang, dan sedikit misterius. Dalam desain interior, ini tercermin dalam pemilihan furnitur dan aksesoris yang minimalis, natural, dan berkualitas tinggi. Warna-warna netral seperti krem, abu-abu, dan cokelat tua mendominasi. Tekstur alami kayu dan batu menambah kedalaman visual tanpa kesan ramai. Aksesoris dipilih secara selektif, hanya yang benar-benar dibutuhkan dan memiliki nilai estetika tinggi.
Misalnya, sebuah vas bunga sederhana dari keramik dengan satu tangkai bunga saja sudah cukup menciptakan nuansa shibui.
Ilustrasi Ruang Makan Bergaya Jepang
Bayangkan sebuah ruang makan dengan lantai kayu berwarna cokelat muda yang hangat. Meja makan rendah dari kayu jati berukuran sedang, cukup untuk empat orang, menjadi pusat ruangan. Kursi-kursi rendah dengan bantalan sederhana berwarna netral mengelilingi meja. Pencahayaan utama berasal dari lampu gantung sederhana dari kertas shoji yang memancarkan cahaya lembut dan hangat, menciptakan suasana tenang dan nyaman.
Sebagai aksen, sebuah lukisan kaligrafi minimalis tergantung di dinding, dan vas bunga dari keramik sederhana dengan beberapa tangkai bunga bambu diletakkan di atas meja. Seluruh ruangan dipenuhi dengan aroma teh hijau yang menenangkan.
Pentingnya Penggunaan Ruang Kosong (Ma) dalam Desain Kamar Tidur
Ma, atau ruang kosong, merupakan elemen kunci dalam estetika Jepang. Ini bukan sekadar ruang kosong, tetapi ruang yang memiliki kehadiran dan fungsi tersendiri. Dalam kamar tidur bergaya Jepang, ma bisa diwujudkan dengan meninggalkan ruang kosong di sekitar tempat tidur, menciptakan kesan luas dan lapang. Rak dinding yang minimalis dan fungsional, bukan lemari besar, membantu meminimalisir kesan penuh.
Jendela besar yang menghadap taman memungkinkan cahaya alami masuk, menciptakan kesatuan antara interior dan eksterior. Warna-warna dinding yang netral dan tekstur alami material menciptakan suasana damai dan menenangkan.
Denah Rumah Kecil Bergaya Jepang dengan Integrasi Taman Kecil
Rumah kecil bergaya Jepang ini memiliki luas sekitar 40 meter persegi. Ruangan diatur secara efisien dengan menggunakan partisi geser untuk memaksimalkan fleksibilitas ruang. Di tengah rumah, terdapat taman kecil yang berfungsi sebagai pusat dari rumah. Taman ini ditanami tanaman bambu dan batu-batu kecil, menciptakan suasana tenang dan damai. Ruang tamu, dapur, dan kamar tidur diatur mengelilingi taman, menciptakan aliran udara yang baik dan pencahayaan alami yang optimal.
Konsep ma diterapkan dalam setiap ruangan untuk menciptakan kesan luas dan nyaman, meski ukuran rumah terbatas.
Furnitur dan Aksesoris
Menciptakan suasana rumah bergaya Jepang yang tenang dan minimalis membutuhkan pemilihan furnitur dan aksesoris yang tepat. Prinsip efisiensi ruang dan keindahan sederhana menjadi kunci dalam menata rumah dengan desain khas Jepang. Penggunaan material alami dan desain fungsional berperan penting dalam menciptakan harmoni antara ruang dan penghuninya. Berikut beberapa elemen penting yang perlu diperhatikan.
Furnitur Multifungsi dan Hemat Ruang
Furnitur khas Jepang dirancang dengan mempertimbangkan efisiensi ruang. Desainnya seringkali multifungsi, mampu beradaptasi dengan berbagai kebutuhan. Misalnya, meja kopi yang dapat dilipat dan disimpan di bawah sofa, atau bangku penyimpanan yang berfungsi ganda sebagai tempat duduk dan ruang penyimpanan. Konsep ini sejalan dengan prinsip shibui dalam estetika Jepang, yang menekankan keindahan dalam kesederhanaan dan fungsi.
Penggunaan material ringan seperti bambu atau kayu ringan juga membantu memaksimalkan ruang tanpa mengurangi daya tahan furnitur.
- Meja kopi lipat
- Bangku penyimpanan
- Rak dinding minimalis
- Tempat tidur lipat (futon)
Shoji Screen sebagai Pembatas Ruangan dan Elemen Dekoratif
Shoji screen, partisi tradisional Jepang yang terbuat dari bingkai kayu dan kertas tipis, bukan hanya sekedar pembatas ruangan. Kehadirannya memberikan nuansa estetika yang unik. Kertas tipisnya memungkinkan cahaya matahari masuk secara lembut, menciptakan suasana yang hangat dan tenang. Selain itu, shoji screen juga dapat dilipat dan dipindahkan dengan mudah, sehingga fleksibel dalam mengatur tata letak ruangan. Sifat tembus pandang dari shoji screen juga membantu menciptakan ilusi ruang yang lebih luas, cocok untuk rumah dengan ukuran terbatas.
Tekstur kertas shoji yang halus juga memberikan sentuhan visual yang menenangkan.
Aksesoris Rumah Tangga Bergaya Jepang
Aksesoris rumah tangga berperan penting dalam melengkapi estetika rumah bergaya Jepang. Pemilihan aksesoris yang tepat dapat menciptakan suasana tenang dan damai. Berikut beberapa contohnya:
- Tatami: Lantai tradisional Jepang yang terbuat dari jerami yang dianyam, memberikan tekstur dan aroma khas yang menenangkan.
- Lampu kertas (chochin): Memberikan cahaya lembut dan hangat, menciptakan suasana yang nyaman dan menenangkan. Cahaya yang dihasilkan cenderung lebih redup dan tidak menyilaukan, mendukung suasana rileks.
- Bonsai: Pohon mini yang dirawat dengan teliti, mencerminkan keindahan alam dalam skala kecil. Merawat bonsai dapat menjadi aktivitas meditatif yang menenangkan.
- Bunga ikebana: Seni merangkai bunga Jepang yang menekankan pada keindahan bentuk dan kesederhanaan.
Memilih Furnitur Kayu untuk Estetika Rumah Jepang
Kayu merupakan material utama dalam furnitur bergaya Jepang. Kayu yang dipilih biasanya kayu alami dengan warna dan tekstur yang sederhana, seperti kayu pinus, cedar, atau bambu. Pemilihan kayu yang tepat akan memberikan nuansa alami dan hangat pada ruangan. Hindari penggunaan kayu dengan finishing yang berlebihan, karena dapat mengurangi kesan alami dan minimalis. Tekstur kayu yang terlihat alami, bahkan dengan sedikit ketidaksempurnaan, justru akan menambah nilai estetika.
Warna kayu yang natural, seperti cokelat muda atau krem, sangat cocok untuk menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan.
Penting untuk memilih furnitur dengan kualitas tinggi dan desain sederhana. Furnitur yang berkualitas baik akan tahan lama dan memberikan nilai estetika yang abadi. Desain yang sederhana dan fungsional akan menciptakan suasana yang tenang dan minimalis, sesuai dengan prinsip estetika Jepang. Hindari furnitur dengan ornamen yang berlebihan, karena dapat mengganggu keselarasan dan ketenangan ruangan.
Pencahayaan dan Dekorasi
Menciptakan suasana rumah bergaya Jepang yang autentik tak hanya bergantung pada arsitektur dan furnitur, tetapi juga pada pencahayaan dan dekorasi yang tepat. Pencahayaan yang dipilih secara cermat dapat meningkatkan kedamaian dan ketenangan yang menjadi ciri khas estetika Jepang, sementara dekorasi yang minimalis namun detail akan memperkaya pengalaman visual dan sensorik penghuni rumah. Penggunaan cahaya alami dan elemen alam seperti tanaman serta seni kaligrafi merupakan kunci untuk mencapai harmoni dan keseimbangan dalam desain interior bergaya Jepang.
Skema Pencahayaan Hangat dan Nyaman
Skema pencahayaan rumah bergaya Jepang menekankan pada penciptaan suasana hangat dan nyaman, menghindari cahaya yang tajam dan terang. Hal ini didasarkan pada prinsip shibui, yaitu keindahan dalam kesederhanaan dan kehalusan. Warna cahaya yang dipilih umumnya cenderung hangat, seperti kuning atau putih hangat, yang menciptakan nuansa tenang dan menenangkan. Penggunaan beberapa sumber cahaya dengan intensitas berbeda memungkinkan fleksibilitas dalam mengatur suasana, dari pencahayaan yang redup untuk relaksasi hingga pencahayaan yang lebih terang untuk aktivitas sehari-hari.
Penggunaan dimmer juga sangat direkomendasikan untuk mengontrol tingkat kecerahan lampu sesuai kebutuhan.
Jenis Lampu yang Sesuai
Lampu yang dipilih harus selaras dengan estetika minimalis dan natural rumah bergaya Jepang. Lampu kertas ( chochin) yang terbuat dari kertas washi tipis, misalnya, memberikan cahaya yang lembut dan menyebar, menciptakan suasana yang damai. Lampu gantung minimalis dengan desain sederhana dan material alami seperti kayu atau bambu juga merupakan pilihan yang tepat. Lampu-lampu ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber cahaya, tetapi juga sebagai elemen dekoratif yang memperkaya keindahan ruangan.
Selain itu, penggunaan lilin dalam wadah sederhana dapat menciptakan suasana yang lebih intim dan hangat, terutama di malam hari.
Penggunaan Tanaman dan Bunga sebagai Dekorasi
Tanaman dan bunga memegang peranan penting dalam dekorasi rumah bergaya Jepang. Mereka bukan hanya memperindah ruangan, tetapi juga membawa elemen alam ke dalam rumah, menciptakan keseimbangan dan ketenangan. Penggunaan tanaman pot kecil dengan desain sederhana, seperti bonsai atau tanaman bambu, dapat ditempatkan di sudut ruangan atau di atas meja rendah. Bunga-bunga seperti bunga sakura atau bunga krisan, yang memiliki makna budaya yang dalam di Jepang, dapat ditata dalam vas sederhana untuk menciptakan titik fokus yang indah.
Penelitian menunjukkan bahwa keberadaan tanaman di dalam ruangan dapat mengurangi stres dan meningkatkan konsentrasi, sejalan dengan filosofi Jepang yang mengedepankan keseimbangan pikiran dan tubuh.
Penggunaan Cahaya Alami
Cahaya alami merupakan elemen kunci dalam desain rumah bergaya Jepang. Rumah-rumah tradisional Jepang seringkali dirancang dengan jendela besar dan pintu geser ( shoji) yang memungkinkan cahaya matahari masuk secara maksimal. Cahaya alami tidak hanya menerangi ruangan, tetapi juga menciptakan suasana yang hangat dan nyaman. Penggunaan cahaya alami juga membantu mengurangi kebutuhan akan pencahayaan buatan, sehingga lebih hemat energi dan ramah lingkungan.
Penggunaan shoji yang terbuat dari kertas washi, selain membiarkan cahaya masuk, juga memberikan privasi dan menciptakan efek visual yang lembut dan indah.
Kaligrafi Jepang atau Lukisan sebagai Dekorasi Dinding
Kaligrafi Jepang ( shodo) atau lukisan ( nihonga) dapat digunakan sebagai elemen dekoratif dinding yang menambahkan sentuhan artistik dan budaya pada rumah bergaya Jepang. Kaligrafi dengan karakter kanji atau hiragana yang dipilih dengan cermat dapat memberikan makna dan kedalaman pada ruangan. Lukisan dengan tema alam, seperti pemandangan gunung atau air terjun, dapat menciptakan suasana yang tenang dan damai.
Pemilihan karya seni yang sederhana namun bermakna akan memperkuat estetika minimalis rumah bergaya Jepang. Penggunaan bingkai sederhana dan minimalis akan melengkapi tampilan karya seni tersebut, menghindari kesan yang berlebihan.
Integrasi Taman dan Alam
Rumah bergaya Jepang menekankan harmoni antara ruang interior dan lingkungan luar. Integrasi taman, khususnya taman kering (karesansui) dan elemen alam lainnya, merupakan kunci untuk mencapai estetika dan ketenangan khas Jepang. Penggunaan material alami, penataan elemen air, dan pemilihan tanaman yang tepat berperan penting dalam menciptakan suasana damai dan meditatif yang menjadi ciri khas desain ini. Prinsip-prinsip desain ini bukan hanya estetika semata, tetapi juga berakar pada filosofi Zen yang menekankan kesederhanaan, keseimbangan, dan kesatuan dengan alam.
Taman Kering (Karesansui) dalam Desain Rumah Jepang
Taman kering, atau karesansui, adalah bentuk taman minimalis Jepang yang menggunakan pasir, kerikil, batu, dan lumut untuk menciptakan representasi lanskap alam. Desainnya yang sederhana dan simbolik memfasilitasi meditasi dan kontemplasi. Dalam konteks rumah Jepang, karesansui dapat diintegrasikan sebagai elemen dekoratif di halaman, teras, atau bahkan di dalam ruangan sebagai taman mini yang memberikan ketenangan. Bentuk dan susunan batu-batu di karesansui dirancang secara cermat untuk membangkitkan imajinasi, misalnya, batu-batu dapat melambangkan pulau-pulau, gunung, atau aliran sungai.
Pasir yang disisir membentuk pola gelombang air, menyiratkan dinamika alam meskipun tanpa air yang sebenarnya. Penggunaan warna pasir dan batu yang natural semakin memperkuat kesan alami dan menenangkan.
Pemilihan Tanaman untuk Taman Kecil Bergaya Jepang
Memilih tanaman yang tepat sangat penting untuk melengkapi desain rumah Jepang. Tanaman yang ideal harus mencerminkan kesederhanaan dan keindahan alami. Tanaman berukuran kecil dan sedang, dengan dedaunan yang elegan dan warna-warna netral, sangat cocok. Berikut beberapa contoh:
- Bonsai: Pohon mini yang dirawat secara khusus, melambangkan keabadian dan keharmonisan.
- Bambu: Simbol keberuntungan dan kelenturan, dengan tekstur dan warna yang menenangkan.
- Pakis: Memberikan nuansa teduh dan alami, cocok untuk area yang sedikit lembap.
- Lumut: Menciptakan tekstur yang lembut dan alami, sering digunakan dalam karesansui.
- Azalea: Bunga yang indah namun sederhana, tersedia dalam berbagai warna pastel.
Pentingnya Elemen Air dalam Desain Taman Rumah Jepang
Air merupakan elemen penting dalam taman Jepang, melambangkan kehidupan, keseimbangan, dan ketenangan. Suara gemericik air memiliki efek menenangkan pada pikiran dan tubuh. Kolam kecil, air mancur, atau bahkan hanya sebuah bejana berisi air dengan tanaman air dapat menambah dimensi spiritual dan estetika pada taman. Aliran air yang tenang, baik itu berupa air mancur kecil atau aliran air buatan, dapat menciptakan suara yang menenangkan dan meningkatkan kualitas meditatif taman.
Refleksi cahaya pada permukaan air juga menambah keindahan visual taman.
Konsep Taman Minimalis Jepang: Batu, Pasir, dan Tanaman
Taman minimalis Jepang dapat dirancang dengan menggabungkan elemen-elemen dasar: batu, pasir, dan tanaman yang dipilih dengan cermat. Batu-batu yang berukuran dan bentuk berbeda dapat ditempatkan secara strategis untuk menciptakan titik fokus dan menciptakan keseimbangan visual. Pasir halus yang disisir menciptakan pola yang menenangkan dan melambangkan air. Tanaman yang dipilih harus sesuai dengan skala taman dan tidak boleh terlalu ramai.
Contohnya, beberapa pohon bonsai, semak rendah, atau lumut dapat menciptakan suasana yang damai dan seimbang.
Penggunaan Material Alami di Taman untuk Memperkuat Tema Desain Jepang
Penggunaan material alami seperti kayu, batu, dan bambu di taman memperkuat tema desain Jepang di dalam rumah. Jalan setapak dari batu alam, pagar bambu, atau bangku kayu menciptakan kesatuan visual antara interior dan eksterior. Material-material ini tidak hanya estetis, tetapi juga ramah lingkungan dan menciptakan suasana alami yang menenangkan. Pemilihan warna-warna natural seperti cokelat, hijau, dan abu-abu semakin memperkuat kesan alami dan minimalis.
Menata rumah dengan desain khas Jepang adalah sebuah perjalanan untuk menciptakan oase ketenangan di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar seperti
-ma* (ruang kosong),
-shibui*, dan
-wabi-sabi*, serta memanfaatkan material alami dan pencahayaan yang tepat, rumah Anda akan menjelma menjadi refleksi diri yang tenang dan damai. Lebih dari sekadar tren desain, menata rumah bergaya Jepang adalah sebuah investasi dalam kesejahteraan mental dan spiritual, menciptakan lingkungan yang mendukung fokus, kreativitas, dan kedamaian batin.
Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan yang minim stimulasi visual dapat meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi kecemasan.
Panduan FAQ
Apakah desain rumah Jepang cocok untuk semua ukuran rumah?
Ya, prinsip-prinsip desain Jepang seperti memaksimalkan ruang dan meminimalkan barang dapat diterapkan di rumah dengan berbagai ukuran, baik kecil maupun besar.
Bagaimana cara membersihkan furnitur kayu di rumah bergaya Jepang?
Gunakan kain lembut dan pembersih kayu khusus untuk menjaga keindahan dan keawetannya. Hindari penggunaan bahan kimia keras.
Apakah mahal untuk mendekorasi rumah dengan gaya Jepang?
Tidak selalu. Fokus pada kesederhanaan dan penggunaan material alami dapat membuat dekorasi rumah bergaya Jepang lebih terjangkau daripada yang dibayangkan.
Dimana saya bisa membeli aksesoris rumah tangga bergaya Jepang?
Toko furnitur dan kerajinan tangan, toko online, serta pasar tradisional mungkin menawarkan berbagai pilihan aksesoris bergaya Jepang.